Ada sekian banyak alasan mengapa saya lebih suka jalan-jalan sendiri, namun di antara sekian banyak alasan itu, tidak ada yang namanya gaya-gayaan. I am not trying to impress people (seperti “biar keren, solo traveling ah”). Nope. Ada banyak cara lain untuk membuat orang lain terkesan, tapi JANGAN menjadikan solo traveling sebagai salah satu jalannya. Kita hidup di budaya “wanita sebaiknya tidak bepergian sendiri”. Silakan komplain, but that’s the fact.
Sebelum memutuskan bepergian sendiri, ingat ini: TIDAK ADA TEMPAT YANG 100% AMAN. (meski saya ingin menyebut Taipei sebagai kota yang super duper aman sekali di tengah malam sekalipun, tapi begitulah, tak ada yang 100% aman)
Mungkin ini alasan utama para wanita tidak jalan-jalan sendiri, kalaupun bukan dari diri sendiri yang merasa khawatir dengan keamanan selama perjalanan, biasanya orang lain yang cemas (orangtua, teman, dan pacar, tentu saja). And yes, dikhawatirkan orang lain itu tidak enak. Orangtua saya sudah menyerah melarang saya bepergian sendiri, kalau ada yang penasaran kenapa saya bisa seenaknya kesana kemari.
Ada beberapa catatan yang saya buat sehubungan dengan solo traveling ini.
Tanpa bermaksud merendahkan kondisi di Indonesia, kalau ingin solo traveling, mulailah dulu dari Indonesia. Takut bepergian ke luar negeri karena jauh itu sensasinya jauh berbeda dengan ada di terminal bus tengah malam, menunggu bus berjam-jam, dikelilingi banyak orang tidak dikenal yang banyak di antaranya preman-preman terminal. And you are alone by yourself. Cewek, masih muda, apalagi kalau cantik. Tak hanya harus menahan kantuk dan beban di punggung, juga harus menahan untuk tidak menarik perhatian. Atau sensasi berjalan sendirian, minding your own business, lalu disuit-suitin segerombolan anak SMA bau kencur di pos kamling. Maybe it won’t hurt, maybe it will. Siapa yang tahu, kan?
Sudah lulus dari ujian kenekatan ini, niscaya jalan-jalan di luar negeri (ya anggep aja Singapur, Malaysia, negara-negara Eropa) akan menjadi lebih mudah (atau setidaknya sensasinya sama, jadi sudah berpengalaman).
Jangan aneh-aneh. Maksudnya begini. Kalau cowok bisa saja seenaknya numpang truk karena ketinggalan bus terakhir, maka kita sebagai cewek ya sebaiknya tidak. As much as I want to do it, karena kedengerannya asyik banget, sadarilah kodrat kita sebagai wanita. Pengenlah ngerokok santai dengan segerombolan nelayan lalu iseng ikut melaut sampai subuh. But no, beberapa ‘kemewahan’ perjalanan itu memang bukan untuk cewek. Cowok saja mungkin banyak yang mikir, cin.
Makin mahal artinya makin aman. Iya sih, karena solo traveling, maka dari maka, semua biaya harus ditanggung sendiri. Nggak ada ceritanya bisa tidur ramai-ramai dan cuma bayar satu kamar. Tapi sadarlah wahai cewek-cewek yang mau solo traveling, nggak cuma masalah fasilitas aja, duit itu juga berarti keamanan. Mau menginap gratis ya bisa saja ngemper di stasiun atau numpang di masjid, tapi ya tidak dijamin keamanannya. Menginap di hotel kelas teri juga bisa hemat biaya, tapi siapa tahu nanti tengah malam ada yang buka pintu kamar? Kalau bisa, tinggallah juga di pusat kota atau pusat pariwisatanya, jangan yang minggir hanya karena ingin mendapat tarif murah. Kalaupun sudah tiba di hotel tujuan yang dipesan sebelumnya dan merasa itu nggak aman (atau nggak nyaman), cabut secepatnya. Diminta bayar, bayar saja. Jangan mengorbankan keselamatan diri hanya karena uang menginap semalam.
Dress down. Berpakaian dan berdandanlah seadanya. Tujuan kita jalan-jalan itu adalah untuk menikmati suasana sekeliling, bukan sebaliknya, ‘dinikmati’ orang lain. Ya memang sebagai cewek, ada keinginan untuk tampil trendi, make up sempurna, supaya kalau difoto kelihatan oke. Satu, kalau solo traveling, siapa motoin sih (bawa tongsis? maybe). Dua, resiko digodain orang lain semakin besar jika kita berpenampilan menarik. Jadi kalau solo traveling, jangan saltum, pakai saja celana panjang dan kaos (+jaket). Jangan pake hotpants lalu ke pasar. Seringkali saya juga memakai cincin di jari manis tangan kiri/kanan, supaya dikira sudah punya pasangan. Hal sepele memang, tapi berguna.
Waspada dengan pria di sekeliling kita. Kadang (atau sering?) ada yang bepergian sendiri dan membayangkan akan bertemu prince charming di bus, pesawat, or whatever. Proses kenalan singkat dan romantis. It is sweet, I know, tapi waspadalah, saudari-saudariku. Siapa juga sih yang bisa menduga motif para pria yang mencoba mendekati kita saat solo traveling begitu? Dalam kondisi biasa aja saya sering bertanya-tanya. Hahaha. Iya memang ada sesama traveler yang tujuannya ngajak ngobrol dan jujur, tapi banyak pula yang niatnya tidak begitu. Serupa dengan soal hotel tadi, jika sudah merasa nggak aman dan nyaman ngobrol dengan seseorang, pergilah. Biar dikata tidak sopan, keselamatan diri jauh lebih berharga.
Apart from those aforementioned notes, tetap perhatikan keselamatan standar seperti jangan menyimpan uang di satu tempat, simpan nomor kontak yang penting-penting, jangan lupa memberitahu teman/keluarga sedang di mana (tidak ada salahnya selalu update di Twitter atau Facebook ketika solo traveling, make people aware of where you are), dan sebagainya.
Jangan takut jalan-jalan sendirian. Banyak orang baik di mana-mana kok. Jalan-jalan sendirian di Indonesia itu ada enaknya, begitu tahu kalau kita solo traveling, justru banyak ditawari obrolan menyenangkan, bonus makanan dan minuman, sampai dapet tour guide gratis.
Selamat jalan-jalan, girls!
Marlistya citraningrum
Akun Twitter dan Instagramnya di @mcitraningrum. Kontak: m.citraningrum@gmail.com. https://www.instagram.com/mcitraningrum
0 komentar:
Post a Comment